Anggota KPPU, Didik Akhmadi menjelaskan, permintaan itu disampaikan berdasarkan analisa data harga obat dari masing-masing klasifikasi obat, persaingan di industri farmasi ternyata tidak bertumpu pada persaingan harga melainkan persaingan nonharga.
Hal itu terlihat dari volume revenue (penerimaan) masing-masing obat pada setiap klasifikasi terapi yang menggambarkan harga obat yang rendah belum tentu menunjukkan volume transaksi yang besar.
"Sering terjadi adanya ’praktik kolutif’ antara prinsipal obat dengan para dokter. Bahkan dalam tataran prakteknya, para dokter justru mendapatkan diskon-diskon yang lebih besar dari pada apotik,"katanya.
Ia juga mengatakan dalam komponen harga obat ternyata ada sekitar 20-40 persen yang diberikan kepada dokter sebagai bagian dari promosi. "Padahal, seharusnya itu kan ada kode etiknya,"ujar dia.
Praktek tersebut menyebabkan ketidakseimbangan informasi tentang obat yang berakibat tidak rasionalnya penggunaan obat, tidak sesuai dengan kebutuhan pasien.
Kegiatan promosi yang demikian merupakan praktek persaingan usaha yang tidak sehat sekaligus membahayakan konsumen. Oleh karena itu, KPPU menyatakan akan menindaklanjuti rekomendasi yang muncul dalam diskusi bersama ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Departemen Kesehatan, perwakilan perusahaan farmasi, dan Komisi Etik Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi tersebut.
"Usulan akan ditindaklanjuti oleh KPPU. Tapi, tentu perlu didapatkan dulu data-data yang kuat terkait dengan pelanggara-pelanggaran etik tersebut,"tuturnya.
Didik mengungkapkan, dalam diskusi itu GP Farmasi menyampaikan bahwa asosiasi industri farmasi itu telah memiliki rancangan pakta integritas untuk mencegah praktek promosi yang tidak sehat itu.
"Jadi kalau ada satu anggota asosiasi yang melakukan penyuapan/kolusi dengan dokter, mereka akan ’menggebuki’ramai-ramai,"ujarnya. Selanjutnya, berdasarkan hasil diskusi itu KPPU akan menyusun saran dan pertimbangan kepada Presiden. Selain melakukan kajian kebijakan pemerintah terkait harga obat, KPPU juga melakukan kajian terhadap struktur industri farmasi dalam negeri.
"Kajian untuk struktur industri itu masih sangat awal. Kami akan melihat, apakah industrinya semakin terkonsentrasi atau mengerucut pada beberapa pelaku saja, itu nanti kita selidiki," ujarnya.
Home »
» KPPU Diminta Awasi Promosi dan Etika Bisnis Obat
KPPU Diminta Awasi Promosi dan Etika Bisnis Obat
Unknown
22.34
No comments
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) diminta turut mengawasi praktik promosi dan etika bisnis dalam industri obat-obatan. Hal itu merupakan salah satu rekomendasi dari diskusi KPPU bersama para pelaku industri farmasi di Gedung KPPU, Jakarta, Senin (30/6).
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blog
-
▼
2008
(293)
-
▼
Juli
(88)
- Tembakan Sperma Kosong?
- Makanan Terbaik Saat Hamil
- Tiga Gizi Saat Hamil
- Diet Seimbang Penting Saat Hamil
- Terapi Air Panas Selamatkan Mak Cit dari Tumor Pay...
- Pulsa Telepon Gratis Sembuhkan Tuberkulosa
- Berteriaklah dan Stres pun Lenyap!
- Stop Rokok dengan Terapi SEFT
- Ditotok Sampai Merasa Rokok Pahit
- Disetrum Agar Sehat
- Olah Fisik Pemacu Gairah Seks
- Spa Vagina: Dicuci, Dipijat, Lalu Diasapi
- Janji Yoga Melangsingkan Badan
- AIKIDO, Olah Rasa, Kembangkan Cinta
- Lulur, dari Kopi Sampai Lumpur Laut Mati
- Minyak Esensial Seimbangkan Pikiran
- Senam Mata, Bikin Awet Muda
- Mau Marah? Tarik Napas Dalam
- Sarapan Sehat Buat Anak
- Botox Pengaruhi Otak?
- Kisah Bocah Tanpa Lubang Anus Berakhir Bahagia
- Hidup Bersih Tanpa Harus Paranoid!
- 4 Makanan Pendongkrak Kejantanan
- KB pun Butuh Teknologi Informasi
- Kesehatan Terkait Erat dengan Ketahanan Nasional
- Masturbasi Bikin Disfungsi Ereksi?
- Vagina Kering Bikin Lecet Penis Suami
- Awas, Makin Banyak Orang Sakit Jiwa!
- Telat Kenal Susu Sapi Bikin Alergi?
- Rokok Gerbang Menuju Tumor Paru
- Edukasi Seks Jadi Ekstrakurikuler SMA
- Vegetarian, Sekarang Jadi Gaya Hidup
- Penanganan Menopause di Asia Belum Optimal
- Awas Keseringan Makan Tahu! Lansia Bisa Pikun
- Wah, Pria Gemuk Spermanya pun Buruk!
- Nenek Lahirkan Kembar Tiga
- Mati Saat Lahir, Bayi Hidup Lagi
- Seks Sehat Meski Menopause
- Loyo di Rumah, Greng di Luar
- Mampukah Musik Mengusik Gairah Seks?
- Kendalikan Stres dan Hipertensi, Raih Produktifitas
- Tip Kurangi Stres Selama Perjalanan
- Tip Percepat Bakar Kalori dan Lemak
- Kurangi Asupan Garam, Cegah Hipertensi
- NFL, Layanan Nutrisi dan Kesehatan di Mall
- Weekend Datang, Lemak Menghadang
- Hepatitis B Bisa Bunuh Anda Diam-diam
- Hepatitis B Lebih Infeksius dari HIV
- Pasien Gagal Jantung Terlalu Optimistis?
- Lima Langkah Cegah HIV/AIDS
- Pemerintah Harus Lebih Maksimal Lindungi Warganya
- Gemuk Bisa Disebabkan Kelainan Gen
- Hadiah Jutaan Rupiah untuk Perokok
- Kolesterol Sebabkan Kepikunan
- Bijak Gunakan Antibiotik
- Lima Jamu Berbahaya Beredar di Yogyakarta
- BPOM "Buru" 54 Jamu Berbahaya
- Kurang Vitamin D Picu Rematik
- Sorafenib Bantu Penderita Kanker Hati
- KPPU Diminta Awasi Promosi dan Etika Bisnis Obat
- Alat Baru Penguji Resistensi Obat TB
- Terapi Metadon Hanya Mengalihkan Saja
- Aspirin Turunkan Risiko Kanker
- Ngeseks Bikin Anda Gemuk?
- Pisang, Jauhkan dari Risiko Jantungan
- Tangkal Kanker Prostat dengan Brokoli
- Semangka Viagra Alami?
- Komunikasi Efektif Tingkatkan Kesembuhan Pasien
- 78 Persen Kepala Gakin Perkotaan Umumnya Perokok
- Seks Rutin Jauhkan Impotensi
- Olahraga Bikin Insulin Lebih Sensitif
- Pria Transjender Itu Akhirnya Melahirkan
- Maniak Seks, Normalkah?
- Cenderung Homoseksual, Gimana Dong?
- Bermain, Atasi Kecemasan Anak
- Ekonomi Bikin Perceraian di Pontianak Tinggi
- Angka Perceraian di Bantul Terus Meningkat
- Sejak Januari, Tercatat 8 Angka Kematian Ibu Hamil
- Awas, Anak-anak Dipaksa Konsumstif!
- Tahun 2010, Angka Kematian Ibu 226 Orang
- Bidan Sebaiknya Merangkul Dukun Anak
- Junk Food Membahayakan Bayi
- Anda Disfungsi Ereksi?
- Puas Enggak Ya Pasanganku?
- Memilih Film Baik untuk Anak
- Maniak Seks, Kenali Gejalanya
- Seks Saat Menstruasi, OK Aja!
- Mimpi yang Berulang, Pertanda Apa?
-
▼
Juli
(88)



0 komentar:
Posting Komentar